Presiden Soekarno Ternyata Suka Menjilati Garam dan Minum Air Putih di Saat Kecil

Presiden Soekarno ternyata suka menjilati garam dan minum air. Setidaknya itulah yang dikatakannya saat makan bersama dan mulai jatuh cinta dengan Ratna Sari Dewi Soekarno atau Naoto Nemoko (78) di masa lalu.

“Saat saya makan dengan Presiden Soekarno, dia mengakui di masa kecil suka menjilati garam dan minum air putih,” papar Dewi di acara Sawako no Asa TBS TV tanggal 17 Februari jam 7:30 pagi waktu Jepang.

Saat itu menurut Dewi, dia merasa, “Ah ternyata dia orang biasa juga, sehingga dinding pembatas dengan saya jadi terasa tak ada lagi,” tekannya lagi.

Dewi mengakui saat pacaran dibawa Presiden Soekarno ke Istana (tempat peristirahatan Presiden) di Bali hanya berdua saja dan menikmati keindahan pulau Bali.

Saat romantis bersama Dewi, Presiden Soekarno pun mengucapkan, “Jadilah sumber kekuatan bagi saya dan bahagiakanlah saya,” ucap Dewi lagi yang dianggapnya Soekarno sedang melamarnya saat itu.

Dewi pun mengakui sangat bahagia sekali mendengar lamaran Presiden Soenarno tersebut.

“Apabila saya bisa hidupo seratus tahun lagi sekali pun, lamaran yang sangat indah tersbeut rasanya tak akan bisa saya lupakan selamanya,” paparnya lagi.

 

Dewi juga menceritakan saat menunggu temannya di sebuah restoran sebelah hotel Imperial Tokyo, dia disapa ajudan Bung Karno, “Bagaimana kalau minum teh bersama kita,” ungkapnya.

 

Setelah itu dua hari  berturut-turut Dewi selalu diajak kencan bersama Bung Karno.

 

“Dari situlah muncul kisah cinta keduanya dan kita mulai saling menulis surat. Bahkan dia mengajak saya ke Indonesia. Bagaimana kalau dua minggu ke Indonesia, papar Bung Karno,” ungkap Dewi lagi.

 

Saat itu ada temannya orang Amerika yang sudah menikah tinggal di Filipina.

 

“Saya bingung mau ke Filipina atau ke Indonesia. Tapi akhirnya saya putuskan ke Indonesia, siapa tahu ada sesuatu jalan baru yang bisa membuka hidup saya.”
 
Dewi menceritakan pula masa remajanya, saat SMP sangat pintar bahasa Inggris, “Saya yakin mungkin guru bahasa Inggris saya tidak lebih baik bahasa Inggrisnya daripada saya,” paparnya sambil tertawa.

Saat di SMA Mita tempatnya belajar dulu, Dewi mengakui rasanya lama sekali belajar, “Seminggu terasa 10 hari karena belajar dan diselingi pula dengan kerja paruh waktu di Ginza.”

Diakuinya kehidupannya sangat miskin dan berubah setelah akhirnya menikah dengan Presiden Soekarno.

Be the first to comment

Leave a Reply