Politisi Jepang Tepis Hoaks Penundaan Kembali Olimpiade 2021

Penyelenggaraan Olimpiade 2021 semakin dekat, namun ada saja pemberitaan yang menyebutkan bahwa pelaksanaan Olimpiade Jepang tahun ini akan kembali ditunda.

International Olympic Committee (IOC) atau Komite Olahraga Internasional dengan tegas membantah berita media besar Inggris yang menyebutkan penundaan kembali penyelenggaraan Olimpiade tahun ini.

“Mulai kelihatan permainan kotor lewat tangan media besar untuk menjelekkan atau menggagalkan penyelenggaraan Olimpiade Jepang mendatang,” papar seorang politisi dan pejabat tinggi Jepang, sumber Jumat (29/1/2021).

Dana sponsor iklan dari perusahaan Jepang untuk acara olahraga dunia Olimpiade sedikitnya 350 miliar yen telah ditandatangani kontrak berbagai perusahaan yang mendukung Olimpiade tersebut.

“Semua akan berjalan sesuai rencana walaupun kini masih masa deklarasi darurat siaga satu Covid-19 (PSBB). Tapi ini justru untuk keamanan dan kenyamanan nantinya saat penyelenggaraan Olimpiade di bulan Juli,” papar Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto, 19 Januari lalu.

Tentu saja berbagai upaya preventif sangat ketat sesuai protokol kesehatan akan dilakukan di Jepang pada saat Olimpiade meskipun warga sudah divaksinasi sekali pun.

“Kita akan lakukan berbagai upaya preventif serta mengikuti protokol kesehatan yang sangat ketat nantinya di bulan Juli meskipun saat itu semua warga di Jepang sudah divaksinasi semuanya,” lanjut sumber itu.

Mengapa sampai muncul berita hoax mengenai rencana penundaan Olimpiade?

“Semua itu bermuara kepada uang saja. Dana olimpiade besar sekali, banyak orang jahat menginginkan kebagian uang juga. Kalau tak kebagian ya biasalah, menjelekkan Olimpiade,” ungkapnya.

Ketika ditanyakan lebih lanjut, sumber itu mengatakan:

“Gampang saja. Koran Internasional kekurangan dana, tidak dapat iklan, ya mulailah dengan koar-koar yang menghebohkan cari perhatian umum. Tapi kalau koran atau media besar dunia itu dapat iklan, dia tidak akan bersuara kencang. Itu saja kok,” jelas politisi Jepang itu.

Menurutnya masih ada media besar dunia yang koar-koar memberitakan hal negatif mengenai Olimpiade.

“Lalu media Jepang ikut-ikutan terlibat dengan menyadur, menuliskan atau mengutip menurut media besar itu dan seterusnya sehingga bola menggelinding menjelekkan Olimpiade,” ujarnya.

“Kita mesti hati-hati dalam membaca pemberitaan apalagi dari media besar dunia. Jangan langsung menelan mentah-mentah. Ada apa di balik upaya menjelekkan atau upaya menunda pelaksanaan Olimpiade tersebut. Pasti ada maksudnya,” kata dia mengingatkan.

Di pihak perusahaan sponsor misalnya Asahi Group Holdings, saat ini sedang mempertimbangkan kapan waktu tayangan iklannya muncul ke masyarakat karena saat ini masih masa PSBB.

“Etika perusahaan Jepang tinggi sekali. Mereka sangat hati-hati sekali tak mau menyakiti hati rakyat Jepang. Saat ini masih masa PSBB jadi masih menunggu kapan bisa keluarkan iklan minum-minum, karena kan toko-toko dibatasi jam bukanya hanya sampai jam 8 malam saja. Keluarkan iklan minum-minum juga membuat kesal rakyat nantinya di tengah masa PSBB,” jelasnya.

Setelah selesai masa PSB barulah iklan-iklan terutama yang menjadi sponsor Olimpiade akan bermunculan.

“Jadi ini masalah etika kita semua saja soal ke luar tidaknya iklan terkait Olimpiade. Di masa PSBB yang memprihatinkan tentu semua sponsor masih tahu diri ikut prihatin pula,” ujarnya.

Namun di balik itu semua, yang menjadi pertanyaan adalah jika Olimpiade berlangsung tanpa pengunjung atau penonton.

“Itu dibesar-besarkan tidak ada penonton. Pasti ada penonton tetapi jumlahnya dibatasi agar sesuai protokol kesehatan dengan jarak-jarak antar penonton sekitar 2 meter. Jadi tak benar pemberitaan yang menuliskan tidak akan ada penonton selama Olimpiade. Nah, untuk seleksi jumlah penonton yang dibatasi itulah semua sedang dilakukan perumusan aturan agar tidak kacau nantinya,” kata dia.

Demikian pula mengenai estafet obor yang akan dilakukan mulai 25 Maret mendatang.

“Kami sedang melakukan pembicaraan tentang harus memikirkan bagaimana cara melaporkan estafet obor,” kata Menteri Hashimoto.

Persiapan itu masih tetap dilakukan dengan baik, namun media besar dunia sudah ada yang memberitakan negatif dengan tujuan untuk menggagalkan Olimpiade Jepang yang akan dilakukan mulai 23 Juli mendatang.

“Yang penting kita sendiri jangan sampai terjebak pada pemberitaan media besar yang menggiring pemikiran ke Olimpiade yang akan diundurkan. Itu saja. Kita 100 persen sudah pasti menyelenggarakan Olimpiade.”

Semua pemberitaan media besar dunia itu pasti ada maksudnya, termasuk menggiring media nasional Jepang agar mengikuti pula pemikiran mereka, memudahkan membuat berita tinggal mengutip saja menurut media dunia tersebut, katanya lebih lanjut. (Richard Susilo)

Be the first to comment

Leave a Reply