Mantan Kepala Polisi Jepang Berharap Pemerintah Lebih Cepat Buka Kran TKA

Mantan Kepala Badan Kepolisian Jepang, Takaji Kunimatsu (80), yang pernah ditembak empat kali (satu kali meleset) dalam kaitan kasus Aum Shinrikyo tahun 1995 dan saat ini hidup sehat, mengharapkan sekali pemerintah Jepang dapat mempertimbangkan dan memutuskan lebih cepat lagi memasukkan tenaga kerja asing (TKA) ke Jepang, tetapi tentu dengan kriteria yang baik terutama bisa berbahasa Jepang.

“Kekurangan manusia di Jepang sudah nyata sekali di depan mata, terutama perlunya tenaga perawat dan penopang lansia bagi kaum lansia Jepang dan pemerintah Jepang harus mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi masalah serius ini,” papar Kunimatsu dalam wawancara khusus dengan JIEF Senin ini (13/2/2017).

Apabila TKA tersebut tidak bisa berbahasa Jepang ya repot ya tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan warga Jepang lainnya dan pekerjaannya pun akan berantakan nantinya.

“Olehkarena itu perlu TKA yang punya skill kemampuan yang baik untuk merawat tetapi juga bisa berkomunikasi baik dalam bahasa Jepang menjadi keharusan masuk ke Jepang nantinya. Setelah itu jangan buru-buru dipulangkan. Kalau memang TKA yang baik dan pekerja keras tentu bisa dipertimbangkan bekerja lama lebih dari 5 tahun di Jepang. Saat ini kan hanya 3 atau 5 tahun saja lalu disuruh pulang ke negaranya. Lalu perusahaan yang menggunakannya akan kewalahan mengajarkan lagi dari awal apabila datang yang baru. Jelas kurang efektif kalau demikian,” katanya lagi.

Lain kalau menghadapi TKA yang ilegal, “Jelas harus segera ditangkap dan dipulangkan secepatnya ke negaranya karena memang sudah tidak benar melanggar hukum,” ujarnya lagi dengan citra polisinya yang masih teguh.

Tetapi kalau TKA yang sudah masuk lalu habis waktu tiga atau lima tahun kan sebenarnya sayang sekali, lanjutnya, “Pekerjaan sudah baik misalnya, sudah cocok bekerja di perusahaan penerimanya dan saling menguntungkan, pihak perusahaan juga sangat terbantu, ya mengapa tidak bisa diperpanjang kehidupannya di Jepang? Kan wajar kalau demikian,” tekannya lagi.

Apabila ada dampak yang terjadi, tentu harus dilihat satu per satu kasus, jangan disamaratakan. Yang melanggar hukum tentu harus dipulangkan segera tak ada ampun, tekannya lagi.

“Yang jelas saat ini tenaga manusia dari luar Jepang yang bisa membantu warga Jepang tak akan bisa digantikan oleh Robot sekali pun.”

Memang, tekannya lagi, ada prioritas penggunaan warga Jepang yang sudah pensiun untuk diaktifkan bekerja lagi.

“Tapi jumlah nya berapa, kan tidak mencukupi untuk saling membantu warga Jepang lain. Jadi ya mau tak mau harus memasukkan TKA yang baik ke Jepang dan kebijakan ini harus segera ditangani dan diimplementasikan pemerintah dalam waktu dekat ini,” tambahnya.

Kunimatsu yang Ketua Yayasan The Outlook Jepang itu mengaku telah memasukkan dua proposal mengenai hal tersebut kepada pemerintah Jepang bulan November 2015 dan bulan Desember 2016 agar menghasilkan masyarakat Jepang yang cerah di masa depan.

“Kita hanya memberikan berbagai saran tersebut kepada pemerintah, tetapi tidak memaksakan atau meminta agar dijalankan. Biar pemerintah membaca dan mempertimbangkan dengan baik usul-usul kami tersebut,” ujarnya.

Be the first to comment

Leave a Reply