Kasus Penembakan Wartawan Jepang 30 Tahun Lalu Belum juga Terungkap

Seorang wartawan media Jepang, Kenji Takayama (55) nyaris ditembak oleh seseorang yang tidak dikenal tepatnya 30 tahun lalu.

Takayama saat itu sedang bersantai bersama dua rekannya Tomohiro Kojiri (saat itu 29 tahun) dan Hyoue Inukai (72) di ruangan kerja wartawan Asahi kantor Hanshin Nishinomiya.

“Mendadak jam 20:15 tanggal 5 Mei 1987 saat dimulai Golden Week, tiba-tiba seseorang dengan baju celana semua serba hitam dan kepala dibungkus masker seperti ninja, membawa senjata api laras panjang sekitar 80 cm. Dia langsung menembak ke arah kami,” kata Kenji Takayama kepada JIEF, Kamis (11/5/2017).

Pelaku pembunuhan hanya dikenali pada bagian wajah dengan kaca mata saja yang terlihat. Bagian lainnya tertutup, seperti pakai topeng ninja, serta menggunakan seperti sepatu tentara.

“Mulanya Inukai yang ditembak bagian kiri badannya dan terkena jari kirinya juga. Kemudian menembak Kojiri di kiri pinggangnya. Saya langsung membungkuk menyelamatkan diri ke samping sofa. Tapi hanya dua tembakan itu, sang penembak langsung berbalik badan dan meninggalkan ruangan kami,” kata dia.

Pelaku penembakan 30 tahun lalu itu sampai kini belum terdeteksi. Motifnya pun belum diketahui.

“Semua masih belum jelas hingga kini,” ungkapnya.

“Pembunuh itu sama sekali tidak berbicara. masuk ruangan kami di lantai dua, yang memang tak ada penjagaan baik di bawah maupun di atas, dari tangga masuk ke ruangan, langsung mengacungkan senjata api dan menembak ke Inukai dan Kojiri saja, lalu ke luar kembali. Tak ada satu patah kata atau suara apa pun darinya,” paparnya.

Lalu mengapa tidak menembak Takayama?

“Saya sendiri tidak tahu mengapa cuma menembak mereka berdua dan mengapa tidak menembak ke saya juga. Sama sekali tidak mengerti hingga kini,” jelas Takayama.

Penelusuran polisi, penembakan dilakukan oleh kelompok kanan Sekihotai Jepang.

Kelompok ini adalah kelompok kanan nasionalis ekstrem yang dipelihara pemerintah sejak akhir zaman Edo (sekitar 1868).

Kelompok ini tidak resmi, digunakan kalau pemerintah tak bisa bergerak secara resmi, untuk melawan atau menghadapi kalangan kiri Jepang.

Sebagai koran atau media massa semestinya independen. Namun tidak sedikit anggota masyarakat di Jepang menganggap koran Asahi agak ke kiri, sehingga kelompok kanan banyak yang benci dengan Asahi dengan pemberitaan yang seringkali mengkritik pemerintah.

“Dari hasil penelitian polisi hanya mengatakan, kemungkinan pelakunya adalah dari kelompok Sekihotai tersebut, kelompok kanan,” kata dia.

Be the first to comment

Leave a Reply