Anggaran Jepang Tahun 2018 Sebesar 99,4 Triliun Yen, Lebih Rendah Dibanding 2017

Pemerintah Jepang pernah mengumumkan anggaran tahun fiskal 2018 sebesar 97,7 triliun yen.

Menurut Pengajar National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS), Harukata Takenaka, seharusnya cara hitungnya menjadi 99,4 triliun yen.

“Seringkali orang salah mengartikan mengenai anggaran pemerintah Jepang. Yang terpenting sebenarnya dalam menghitung anggaran Jepang sebenarnya adalah Supplementary (anggaran tambahan tahun sebelumnya) ditambah anggaran sekarang,” tambahnya.

Dengan demikian anggaran tambahan 2017 plus anggaran 2018 menjadi 99,4 triliun yen.

Sedangkan anggaran 2017 harus ditambah dengan anggaran tambahan tahun 2016 sehingga berjumlah 101 triliun yen.

“Itu artinya anggaran tahun 2018 sekarang ini lebih rendah daripada tahun lalu,” kata Takenaka.

Pembuatan anggaran yang lebih rendah daripada tahun sebelumnya karena Jepang mulai mengetatkan pengeluaran karena utang obligasi nasional sudah terlalu banyak sekitar 33,6 triliun yen atau 34,5 persen dari anggaran yang ada.

“Itu sebabnya kelihatan sekali penerbitan obligasi nasional Jepang yang baru sudah jauh semakin berkurang saat ini dibandingkan tahun-tahun yang lalu,” kata dia.

Sementara itu perekonomian Jepang diakuinya memang sudah mulai mendekati ujung jalan berakhir di Jepang.

“Apabila deflasi berakhir, mulai inflasi terjadi, perekonomian akan semakin baik berputar nantinya di tengah kurangnya tenaga kerja,” tambahnya.

Meskipun kurang tenaga kerja, Takenaka melihat justru sebagai kesempatan emas bagi pengembangan teknologi ICT dan AI (robot android) karena bisa dikembangkan lebih lanjut menggantikan posisi manusia di berbagai bidang.

Kesibukan Perdana Menteri Jepang meningkatkan perekonomian lebih baik itu tak lepas dari penggelembungan kantor Sekretariat Negara Jepang yang tadinya memiliki karyawan sekitar 700 orang.

“Kini memiliki karyawan sekitar 2.800 orang, sangat banyak,” kata dia.

“Kini semakin banyak ahli di berbagai bidang dipakai untuk memperkuat dan mempercepat langkah PM Jepang melangkah ke berbagai bidang keahlian masing-masing. Itulah sebabnya semakin banyak staf ahli di kantor Sekretariat Negara Jepang. Tujuan akhirnya menyegarkan kembali dan membangkitkan kembali perekonomian Jepang,” ujar dia.

Be the first to comment

Leave a Reply